Mencari Dimensi kehidupan Yang indah

Mencari Dimensi kehidupan Yang indah

Oleh : Rafika Ardianur_UIR


Kampus ini sedang dilanda gerimis, tiba-tiba terbesit pikiran tentang jalan hidupku aku merasa titik hidupku tidak teratur, di sisi lain ada perasaan bahagia, namun tetap merasa ada yang kurang? Seolah,ada satu kepingan kaca yang tak juga melengkapi hidup yang aku jalani saat ini. Sejak dulu sampai sekarang, aku mengalami ambiguitas dalam mengindetifikasikan diriku Aku tidak tahu caranya menghargai nikmat yang telah diberikan oleh sang maha kuasa kepadaku yang masih menerbitkan matahari untuk kulihat sehingga menerangi jagat raya. Aku tidak tahu caranya berpikir kritis untuk hidupku. Aku tidak paham status manusiawi aku itu apa. kehidupan ini hanya berisi kumpulan pandangan hidup yang membosankan. Di mana setiap harinya terjerat ke dalam nilai-nilai palsu atau hal-hal yang tanpa nilai sehingga kesenangan hidup di dunia saja menjadi tujuan. Aku tidak memiliki visi yang jelas tentang kehidupan yang mana sebenarnya harus dibangun suatu kehidupan yang sangat dekat antara aku dengan ALLAH SWT. Anggapan yang menganggap dunia ini sebagai muara terakhir dari hidup. Yang tak pernah memikirkan akhirat, yang tak pernah berbicara tentang surga dan neraka.
Dan kemudian Hijrah itu datang.
Ternyata dunia ini merupakan jembatan emas untuk menuju suatu kehidupan abadi ( akhirah). Muara terakhir adalah akhirat, dan implikasi dari keyakinan ini sesungguhnya merasuk ke dalam dimensi kehidupanku. Aku pun mulai tahu untuk apa aku di dunia ini, hijrahlah kata yang tepat yang telah memorak- morandakan kehidupanku. Dengan cara yang sangat indah, hijrah memintaku untuk merasakan dan mensyukuri segala hal yang cepat atau lambat akan berakhir. Sebagai orang yang sangat awam dalam pengetahuan islam, sekalipun demikian, saya yakin bahwa bentuk kehidupan kegiatan yang saya lakukan dalam hidup ini harus diserahkan oleh Al- Quran dan sunnah  sepenuhnya, dengan selalu mengingat bahwa kehidupan ini merupakan substansi dari seluruh kegiatan hidup yang saya jalani. luruh kehidupan saya sebagai umat muslim ternyata pada hakikatnya diabdikan  kepada ALLAH SWT. Al-Qur’an mengajarkan bahwa seluruh kegiatan kehidupan bagi umat islam yaitu shalat, ibadah, hidup dan matinya hanya dipersembahkan untuk ALLAH SWT. Dengan demikian, tidak mungkin seorang intelektual muslim akan melacurkan ilmunya kepada kemauan sesama makhluk, baik yang berwujud tiran, dictator, maupun kegiatan kolonialis atau kapitalis yang besifat eksploitatif. Dengan kalimat lain, islam tidak menoleransi perbudakan intelektual. Intelektual umat islam hanya mengabdi kepada ALLAH, dengan jalan menegakkan keadilan dan kebenaran.
Pagi datang lagi, membangunkanku dengan kicauan burung dan mentarinya. Hari yang berbeda, waktu yang berbeda, masa yang berbeda. Ah, apa yang terjadi? Rasanya baru beberapa menit aku tertidur. Hampir sepanjang malam aku berkutat dengan buku-buku islami.  Buku yang tergeletak di sebelah bantal sudah tiba di penghujung halaman. Perlahan aku menggeliat malas berharap diri ini hanya terpengaruh mimpi. Aku tersentak bangun dan melihat ke jendela ternyata mentari perlahan-lahan telah melihat wajahnya, seolah-olah menyapa kepadaku yang masih bersembunyi di balik selimut.
‘’ Nike sudah shalat?’’ Tanya ibu ku. Ibu mencoba mengusap rambutku, yang sesaat masih saja memejamkan mata.
‘’ Iya bu, ini mau ngambil wudhu dulu. Sahut ku lalu mulai pergi ke kamar mandi.
Aku menghirup nafas. Detak jantungku sudah normal. Aku sudah selesai shalat.
Beberapa hari ini, kekhawatiran- kekhawatiran ku terus meningkat, dan bersamaan dengan itu usaha-usaha mencari hal-hal baru juga bermunculan. Hijrah itu emang butuh pengorbanan perlahan-lahan aku mulai dijauhi oleh teman-temanku yang gila dunia, aku dibilang sok sucilah, dibilang ibu pengajianlah lengkap sudah yang mereka bilang kepadaku. Apakah aku bisa hijrah? Bukankah ini jalan yang aku inginkan? Setidaknya, aku sekarang disukai oleh ALLAH SWT, aku melakukan hal-hal yang memang diinginkan hati nurani, meski harus dihina oleh teman-temanku sendiri.
Memang kebanyakan dari beberapa orang takut untuk dihina. Tapi aku selalu ingat bahwa hampir semua pejuang islam mesti menghadapi hinaan pada zamannya. Jadi, saya gak takut untuk dihina, dijauhi. Saya gak takut melawan arus. Hanya karena teman-temanku tidak ada yang setuju dengan pendapatku, kan bukan berarti pendapatku ini salah.
Saya mengibaratkan ketika mereka memakai jilbab yang lilit sana,lilit sini dan saya memakai jilbab dalam, tak perlu meminta mereka untuk mengerti. Ketika mereka sibuk dengan gaya-gaya masa sekarang maka saya tak perlu menyamakan diri dengan mereka. Tak perlu kekinian.
Lebih baik dibenci karena menjadi remaja muslimah yang taat, daripada disukai karena ada sesuatu yang dilihat dari kita. Dalam perjalanan hijrah ku ini , aku memilih menelusuri hubungan-hubungan sesuai dengan kehendak ALLAH. Misi ku ini menuntut serangkaian tindakan agar kehendak ALLAH tersebut terwujud menjadi kenyataan, dan misi ini merupakan bagian integral dari komitman tauhid ku kepada ALLAH. Misi ini untuk mengubah hidupku, menegakkan keadilan dan kebenaran, merealisasikan berbagai nilai-utama, dan memberantas kerusakan di muka bumi, bukanlah sekedar suatu derivative, melainkan merupakan bagian integral dari komitmen aku dengan tauhidku kepada ALLAH. Aku ingin tujuan hidupku menjadi amat jelas. Ibadah, kerja keras, hidup dan matiku hanyalah untuk ALLAH  SWT (lillahi rabbil ‘alamin).
Aku bangun sebelum azan subuh berkumandang, lalu aku mengambil air wudhu. Aku teringat belum shalat tahajud. Selesai shalat aku sempatkan untuk berdoa supaya hatiku tidak goyah dalam hijrah ini. Azan subuh berkumandang. Aku bangkit dan mulai melaksanakan shalat subuh. Tiba-tiba terdengar dering telepon dari arah meja dan aku pun mulai mengangkatnya.
‘’ Nike, kamu itu gak usah sok kecantikan ya?’’ suara cowok di seberang sana seolah-olah membentak kepadaku.
‘’Siapa yang sok kecantikan? ‘’ sahut ku.
‘’ Ya kaulah, beraninya kau memutuskan aku, dasar cewek murahan sahutnya membentak Nike.
‘’ Kamu jangan sembarangan bicara ya. Dengan suara yang terdengar menangis.
‘’ Makanya, jadi cewek itu jangan belagu.
Aku terhenyak, tak mengira akan mendapat telepon sepagi ini dari Zevan. Entah mengapa ia saking emosinya berbicara kepada ku. Tapi aku mulai menyadari tak ada yang perlu di risaukan. Aku tidak salah, dulu aku emang suka terhadap Zevan, aku senang matanya yang hitam, membuat melangkah pergi darinya saja terasa berat. Tapi itu dulu sebelum aku menyadari kalau menggagumi seseorang apalagi lawan jenis yang tidak ada ada hubungan apapun dengan ku, ternyata itu dosa besar dan aku telah melakukan dosa besar. Lambat laun kusadari, beberapa rasa memang harus dibiarkan menjadi rahasia. Bukan untuk diutarakan. Tak kusangka lelaki dulu yang aku puja, ternyata kurang ajar. Aku menyesal dan berucap minta maaf pada Allah atas masa lalu ku yang penuh dengan perbuatan-perbuatan dibenci ALLAH.
Mentari menyingsing di ufuk timur. Bahasa terindah adalah keheningan. Huruf terindah adalah kerinduanku. Aku ingin menjadi bunda Khadijah. Hijrah memang tak butuh direncanakan, tapi harus memiliki komitmen, butuh kekuatan. Pada ketenangan ayat Al-Qur’an aku berlabuh, mengetahui sewaktu-waktu ada ombak yang dapat mendentum hati ku ini dengan dentuman yang keras, namun aku tetap menambatkan jangkar, karena itu lah batas antara imajinasi dan realitas, rindu yang menyapa di antara nestapa, luka yang terbawa di antara gelak tawa. Dengan menginggat perjuangan bunda Khadijah.
Bicara tentang komitmen hijrah, aku pernah takut dengan kata komitmen. Ketika rasa takut mendera, kupenjamkan mata, kubayangkan ALLAH pasti akan menganti dengan sesuatu yang lebih indah atas perjuangan untuk hijrah ini.
Aku tak mau terbawa arus modernisasi, di saat hijrah ini  ALLAH pun mendekatkan ku dengan seorang teman yang sekaligus bisa dibilang sebagai kakakku,namanya kak Nela seorang mahasiswa USHULUDDIN, aku memanggilnya kakak, karena kami beda umur 5 tahun, dia mengajarkanku bagaimana supaya hijrah ku ini tidak setengah-setengah dia yang selalu temani langkahku dalam perjalanan menuju hijrahku. Dia yang tegapkan aku bila aku jatuh. Rundukkan aku saat terlampau angkuh. Karena tatkala jiwaku rapuh, kak Nela yang membantuku untuk kembali utuh.
‘’ kuatkan diri Fika ya! Teruslah untuk bersabar dan tabah menghadapi ujian yang akan selalu datang. ‘’ ucap kak nike kepadaku.
Peranan ibuku pun juga menjadi alasan ku untuk tetap hijrah, ibu juga membantu ku untuk bisa kuat dan selalu mendengar keluh-kesahku di kampus. Semenjak Ayah telah dipanggil oleh yang maha kuasa, aku sadar di mana ayahku yang di alam sana sedang menunggu doa dari anak-anaknya. Supaya dia di sana senang, karena aku tak ingin memberatkan ayah di sana, sudah cukup berat apa yang dilaluinya dulu di dunia, sekarang tibalah masaku untuk membuat dia bahagia, yaitu menjadi anak sholehah. Karena orang yang telah meninggal itu akan terputus semua amalnya kecuali yang tiga hal yaitu : ilmu yang bermanfaat, anak sholeh/sholehah yang mendoakan kedua orang tuanya, dan shadaqah jariyah .
Andaikata ada kejujuran dan maksud untuk mecari kebenaran, tidak bisa tidak orang yang mendasarkan pengetahuannya pada asumsi-asumsi keliru dan praduga-praduga yang salah tentang pencarian jati hidup di dunia ini. Target kehidupanku yang ingin terus berjuang menepis kemalasan beribadah dan mempertebal iman dan ketaqwaan.
Sekarang saya bahagia dengan hijrah ini, ternyata banyak teman-teman yang juga mempunyai pengalaman sepertiku , aku beruntung berada di jalan yang telah aku pilih dan aku ingin di tahun-tahun berikutnya aku lebih bisa mengembangkan hijrahku. Aku lebih bisa istiqomah dalam hidup ini.

Komentar

Postingan Populer