Edukasi Islam #1 : Menjaga Kekhusyukan Sholat

 

Sumber Gambar : Pinterest (reddit.com)

Menjaga Kekhusyukan Sholat

"Akan datang suatu masa atas manusia mereka melakukan shalat namun pada hakikat mereka tidak shalat." (HR.Ahmad)

    Sahabatku, dalam 24 jam waktu kita habiskan setiap harinya, berapa banyakkah waktu itu dihabiskan untuk mengingat Allah?  Apakah waktu tersebut lebih banyak kita habiskan untuk berfokus pada hal-hal yang duniawi saja? Huh ya nih, sepertinya rata-rata dari kita masih terjebak dan larut dalam kesibukan duniawi ya. Bahkan ketika adzan dikumandangkan, beberapa dari kita masih mengakhirkan waktu sholat dan menunda-nundanya. Yang di mana seharusnya ketika menjadi hamba Allah yang baik, kita tidak menunggu adzan memanggil dan menghentikan semua aktivitas kita, melainkan semestinya kitalah yang menunggu waktu sholat itu tiba. 

    Sholat adalah waktu privat antara kita dan Sang Khalik, waktu di mana kita semestinya sadar bahwasanya dunia ini hanyalah persinggahan sementara. Waktu di mana kita jatuh sebenarnya jatuh kepada Sang Pencipta seluruh alam semesta ini, bahwasanya kita sangat membutuhkan bantuan Allah untuk memudahkan dan menguatkan kita dalam menjalani kehidupan ini, sehingga berada di jalan-Nya yang lurus. Kita sebenarnya sudah paham hakikat sholat itu, betapa butuh sekali kekhusyukan di dalam pengerjaan sholat tersebut.

    Namun, ketika waktu sholat itu datang, kita masih tidak hanya sekedar menunda-nundanya, kita juga masih terburu-buru dalam mengerjakannya sehingga bisa cepat menyelesaikannya untuk kembali kepada aktivitas dunia sesegera mungkin. Sehingga jangankan khusyu, hak-hak setiap gerakan dalam sholat itu, bahkan setiap huruf bacaan sholat yang kita lantunkan di dalamnya, tidak terpenuhi haknya sebagai mana mestinya. Mengapa kita masih seperti itu sahabat?

    "Sholat adalah hadiah terbaik yang Allah berikan kepada hamba-Nya, lebih tepatnya kepada Umat Baginda Rasulullah SAW, dimana Rasulullah sendiri yang menjemput-Nya langsung dari Allah. Bukankah ini ibadah yang sangat spesial?"

     Sebenarnya sahabat, sholat lima waktu itu tidak menghabiskan setengah waktu yang diberikan oleh Allah kepada kita setiap harinya bukan? Bahkan seperempat waktu pun tidak sampai, ini ya jika dijumlahkan ke lima waktu sholat itu, satu jam pun tidak sampai waktu kita habis ketika bersujud kepada Allah. Padahal katanya kita mencintai Allah dan ingin menjadi hamba-Nya yang taat, tentu hal ini menyentil sanubari kita karena perkataan yang tidak sesuai dengan perbuatan. 

    Seharian penuh kita fokus pada dunia, baik itu dalam mencari harta, melakukan amanah jabatan, dan hal-hal dunia lainnya, tapi ketika sholat bagaimana mungkin kita masih mendzhalimi diri sendiri dengan sholat namun pikiran dan hati kita masih terpaut pada dunia. Sudahlah waktu sholat itu singkat, tidak pula serius segala sel tubuh kita untuk berfokus tunduk kepada Allah. Padahal segala hal yang Allah titipkan kepada kita di dunia ini, baik itu keluarga, harta, kesuksesan, dan sebagainya itu diberikan oleh Allah untuk kita sebab sayangnya Allah kepada kita. Namun kita masih sering abai ketika menunjukkan balasan cinta itu ketika sholat. 

    Hadis di awal yang sahabat baca tadi sesungguhnya betul-betul terjadi kepada kita. Rasulullah SAW benar, bahwasanya banyak dari kita yang merupakan umatnya ini melaksanakan sholat namun seperti tidak sholat, karena jauhnya kesungguhan hati dalam mengerjakannya. Jauhnya wujud khusyu saat mengerjakan sholat tersebut. Sehingga sholat dilakukan bukan karena kita butuh, melainkan hanya pemenuh kewajiban saja. 

    Imam Ibnu Qayim pernah menjelaskan, bahwa ada beberapa tingkatan dalam sholat, yaitu :

  • Meremehkan Sholat : Tingkatan yang paling rendah, di mana dia tidak memperhatikan apapun dalam sholatnya, baik secara lahiriah maupun batiniah. Dia sholat namun hanya untuk penuntasan kewajiban saja. Sehingga terburu-buru sholatnya, tidak jelas bacaannya, yang penting sholat saja begitu. 
  • Tidak Konsentrasi : Secara lahiriah sudah baik mengerjakannya, baik itu gerakan dan sebagainya. Hanya saja batiniahnya belum sebetul-betulnya berserah diri kepada Allah, sehingga pikirannya masih terjebak dalam urusan dunia.
  • Berusaha Konsentrasi : Sudah baik secara batiniah dan lahiriahnya, di mana dia berusaha sebaik mungkin untuk fokus dan batiniahnya sehingga berusaha sekali tidak memikirkan hal lain berupa duniawi ketika sholat. Kebanyakan orang pada tingkatan ini sudah sempurna bacaan sholatnya namun belum betul-betul memaknai dan memahami bacaannya. 
  • Memahami Bacaan Sholat : Sudahlah baik batiniah dan lahiriahnya, mereka juga sudah paham makna setiap bacaan sholat yang ada, sehingga jikalau sudah paham maka otomatis dia akan khusyu. Ya In Syaa Allah khusyu itu semakin dekat dia dapatkan.
  • Hati dan Pikiran di Hadapan Allah : Ini adalah tingkatan terbaik yang pernah ada, kondisi di mana ruh di dalam diri seseorang, seolah-olah meninggalkan jasad untuk bermunajat kepada Allah SWT. 

    " Lantas sahabat, di manakah posisi kita saat ini? Sembari memperbaiki dalam bentuk praktik kita juga harus memperbaiki dalam bentuk ilmunya, sehingga kita semakin paham dan bisa mengimplementasikannya dalam sholat yang penuh kekhusyukan. In Syaa Allah semoga Allah memudahkan kita agar tingkat sholat kita terus naik dan bertahan serta semoga bisa menempati tingkatan terbaik yang pernah ada, Aamiin Ya Rabbal Alamin. " 

Penulis dan Editor : Bidang Syiar LSO LSI Al Maidan Gen 23 

Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Semoga kita tergolong orang yang mampu menjaga kekhusyukan sholat, amin yarabbal'alamin

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer