Edukasi #7 : Menjaga Lisan, Jannah Menanti
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Ikhwafillah.
Gimana nih ibadahnya hari ini? Semoga
selalu dalam keadaan sehat dan bersemangat ya ikhwafillaah..
Pengen nanya nih sama ikhwafillah.. sudahkah bersyukur hari
ini? Sudahkah kita bersyukur dengan telinga yang kita miliki untuk mendengar?
Mata untuk melihat? Hidung untuk membau, lidah untuk mengecap, dan bibir untuk
mengucap? Semua itu Allah berikan sebagai anugerah buat kita.
Kita mempunyai otak untuk berfikir, dan juga hati untuk
merasa, serta lisan, merupakan cerminan dari keduanya. Dengan lisan, orang lain
akan tahu bagaimana sudut pandang kita dalam berfikir. Namun, sudahkah kita
berkata baik hari ini? Sudahkah kita menjaga lisan kita dari perkataan yang
tidak bermanfaat?
Ibnu Hajar al-Asqalani rahimahuliah
mengatakan: ‘memelihara lisan adalah menahan diri dari ucapan yang tidak
diizinkan secara syara’, yang tidak dibutuhkan oleh pembicara.’
An-Nawawi menjelaskan cara memelihara, ia
berkata: ‘Sepantasnya bagi orang yang ingin berbicara satu kata atau satu
kalimat, agar dia lebih dulu mengungkapkannya dalam dirinya sebelumnya, jika
jelas bermanfaat, ia berbicara, dan jika tidak, ia menahan diri dari berbicara. Dan catatan mendasar untuk
memelihara lisan adalah: tidak terburu-buru dalam berbicara, berpikir sebelum
mengeluarkan kata-kata, menimbang kata-kata dalam timbangan syara’, dan
mengharapkan manfaat dalam Islam. Dan jika tidak demikian, hendaklah
orang yang berbicara menahan keinginannya dan tidak berbicara. Maka sesungguhnya hal itu merupakan
keselamatan, dan itu lebih baik baginya.
Dan karena itu terdapat dalam hadits: “Maka tahanlah lisanmu kecuali
dari kebaikan.” Yang memberi pengertian
bahwa sesungguhnya pada dasarnya adalah diam dan menahan diri dari berbicara.’ (Fath al-Bari 11308 Syarh Shahih Muslim 18/328 Musnad Ahmad 4/299)
Rasulullah
Sholallahu alaihi wasallam bersabda,
مَنْ
كَانَ يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِر فَلْيَقُلْ خَيْرًا اَوْ
لِيَصْمُتْ
“Barang siapa
beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.”
(H.R. Bukhari Muslim)
Hadits di atas memberi tahu kita jika yang ingin kita
ucapkan akan membawa manfaat, maka berbicaralah. Tetapi, jika yang ingin kita
ucapkan kiranya tidak bermanfaat dan membawa mudharat, maka diam adalah solusi
terbaik.
Dalam hadits lain, Rasulullah juga bersabda, “Sesungguhnya
ada hamba yang memgucapkan satu kalimat, yang dia tidak terlalu memikirkan
dampaknya, namun menggelincirkannya ke neraka yang dalamnya sejauh timur dan
barat.” (H.R. Bukhari Muslim)
Nauzubillaah...
Seorang
ustadz pernah berkata “Lisan itu juga menjaga tulisan”
Nah...
Maknanya apa sih???
Ikhwafillah... Dizaman ini menjaga lisan tidak terbatas
dalam kehidupan nyata saja, tetapi berlaku juga di dunia maya. Bagaimana kita
memberikan opini/pendapat kita di kolom komentar, kemudian ketika kita chatting
dengan teman. Semuanya tentu harus berada di koridor yang benar. Dengan menjaga
jari kita untuk tidak mengetik hal yang tidak bermanfaat, tidak mengghibah,
bahkan menyebar fitnah. Nauzubillah.
Dalam
Surah An Nisa' ayat 148 berbunyi :
لَا يُحِبُّ
اللّٰهُ الْجَهْرَ بِالسُّوْۤءِ مِنَ الْقَوْلِ اِلَّا مَنْ ظُلِمَ ۗ وَكَانَ
اللّٰهُ سَمِيْعًا عَلِيْمًا
“Allah
tidak menyukai perkataan buruk, (yang diucapkan) secara terus terang kecuali
oleh orang yang dizalimi. Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”
Maka, Menjaga lisan tentunya akan menambah kecintaan Allah
kepada kita dan menjaga kita dari pedihnya azab Allah.
Lalu.. jika ada saudara kita yang menyakiti hati kita
dengan lisannya, kira-kira respon kita gimana nih, ikhwafillah?
Nah... Tentunya kita harus senantiasa bersabar serta
mendoakan kebaikan untuk saudara kita ini agar ia mendapat hidayah Allah. Dan
jangan membalas dengan marah kepadanya. Disinilah beberapa peran menjaga lisan,
ia melatih kita untuk menahan amarah saat ada yang menyakiti hati kita.
Menurut
ikhwafillah, kenapa kita tidak boleh marah??
Yaps, karena hadiahnya bukan kaleng keleng ikhwah.. bukan kipas angin atau tv
layar datar... Tapi... Surga nya Allaah.. ga percaya?? Coba deh simak hadits berikut
ini :
لَا
تَغْضَبْ وَلَكَ الْجَنَّة
“Janganlah kamu
marah, dan bagimu surga” (H.R. Thabrani)
Kenapa sih Rasulullah mengatakan jangan marah? Karena
ketika marah, kata kata yang biasanya terlontar dari mulut kita sering kali
berupa kata kata yang tidak baik. Jadi, kalau sekarang aku nanya, ikhwah mau
marah aja atau surga nih? Apa? Surga?? Oo ... MasyaaAllaah (seakan akan
mengajak pendengar berdialog)
Ikhwafillaah.. tadi kita membahas kalau menjaga lisan salah
satunya juga dengan menahan marah. Nah selanjutnya, ketika kita menyampaikan suatu argumen kepada
orang lain, lalu orang itu malah membantah kita. Menurut ikhwafillah kita harus
meneruskan perdebatan atau ga nih?
Tidak jarang kita temukan, ketika berdebat seseorang tidak
bisa mengontrol emosi untuk mempertahankan argumennya. Bahkan sampai
menimbulkan kegaduhan, percekcokan, pertengkaran bahkan kebencian. Ngeri banget
yah, ikhwah.. eits..
perlu digaris bawahi nih, tentunya debat disini adalah debat yang kurang
bermanfaat ya ikhwah, yang kiranya akan memunculkan kegaduhan.
Maka dari itu ikhwahfillah kita harus menjaga lidah kita yang
tidak bertulang ini, Jika keliru menggerakkannya akan mencampakkan kita dalam
murka Allah yang berakhir dengan neraka-Nya. Lisan akan memberikan ta'bir
(mengungkapkan) tentang pemilik yang baik-buruk. seperti ucapan beberapa ulama tentang
bahaya lisan:
Anas bin Malik : “Segala sesuatu akan bermanfaat dengan
kadar lebihnya, kecuali kutipan. Kelebihannya akan membahayakan.”
Abu Ad-Darda' : “Tidak ada kebaikan dalam hidup ini
kecuali satu dari dua orang yaitu orang yang diam namun berpikir atau orang yang
berbicara dengan ilmu.”
Untuk itu
bagi kita yang menjaga lisan akan Mendapat jaminan dari Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wassalam untuk masuk ke surga.
Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wassalam bersabda dalam hadits dari Sahl bin Sa'd :
“Barangsiapa yang
menjamin untukku apa yang berada di antara dua rahangnya dan apa yang ada di
antara dua kaki (kemaluan) maka aku akan menjamin baginya al-jannah (surga).”
(HR.Al-Bukhari
no.6088)
Hadis ini
menerangkan bahwa jika kita menjaga lisan kita dari ucapan yang tidak baik maka akan dijamin
jannah MasyaaAllah…….
Semua kita tentunya ingin menjadi insan surgawi. Salah satu
jalannya adalah dengan menjaga lisan kita, baik dari perkataan yang sia sia,
amarah dan perdebatan yang tidak membawa manfaat. Dari sini juga kita dapatkan
poin penting dari menjaga lisan. Ketika kita bisa menjaga lisan kita, maka
Allah beri kita Surga-Nya. Tetapi, jika kita tidak bisa menjaga lisan kita,
maka neraka menjadi tempat kembali..
نَعُوْذُ
بِااللّٰهِ ثُمَّ نَعُوْذُ بِااللّٰهِ
Hadanallahu
waiyyakum
Wassalamualaikum
Warahmatullahi wabarakatuh
Penulis : Bidang Kestari LSO LSI Al Maidan Gen 23
Editor : Bidang Syiar LSO LSI Al Maidan Gen 23


Komentar
Posting Komentar