Edukasi #11: Menjaga Semangat Dakwah
Da’wah atau menyeru kepada Allah swt merupakan sebuah kewajiban
berdasarkan firman Allah swt :
اُدْعُ إِلَى
سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ
بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ
وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Artinya : “Serulah (manusia)
kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah
mereka dengan cara yang baik.” (QS. An Nahl : 125)
قُلْ هَٰذِهِۦ سَبِيلِىٓ أَدْعُوٓا۟
إِلَى ٱللَّهِ ۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا۠ وَمَنِ ٱتَّبَعَنِى ۖ وَسُبْحَٰنَ
ٱللَّهِ وَمَآ أَنَا۠ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَ
Artinya :“Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, aku dan
orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang
nyata,” (QS. Yusuf :
108)
وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ
يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ
الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
Artinya : “Dan hendaklah ada di
antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang
ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”
(QS. Al Imran : 104)
Seorang da’i di dalam melaksanakan
kewajiban ini dituntut memiliki pengetahuan tentang keagamaan yang baik agar
da’wahnya tidak jatuh kedalam kesalahan. Sebagaimana diketahui bahwa amal
mengikuti ilmu dan ketika suatu amal tidak dibangun di atas landasan ilmu maka
kerusakan yang ditimbulkannya akan lebih besar dari manfaat yang dihasilkannya. Untuk itu seorang da’i diharuskan memahami pokok-pokok aqidah dan
keislamannya lalu tsaqofah fikriyah sebagai bekal di dalam da’wahnya.
Syeikh Mustafa Masyhur menyebutkan bahwa ada tiga tsaqofah fikriyah yang harus dimiliki
seorang da’i :
1.
Memahami Islam Secara Benar
Memahami islam secara betul dan
menyeluruh yang memungkinkan dia dapat melaksanakan islam dengan pelaksanakan
yang benar terhadap dirinya, dan dengan itu pula dia dapat menyampaikan islam
dengan baik kepada orang lain. Dia mampu melaksanakan islam dan menyampaikan
secara total, murni dan orisinil.
2. Memahami Kondisi Dan Situasi
Para da’i mesti mengetahui kondisi
dan situasi dunia islam dahulu dan sekarang, mengenal musuh-musuh islam dan
mengetahui cara dan tindak-tanduknya. Dia juga harus mengetahui peristiwa-peristiwa
aktual yang mempengaruhi kondisi kaum muslimin dari dekat atau jauh.
Mengetahui siapakah golongan yang
bekerja di bidang dakwah
Islam, kecenderungan dan cara- cara mereka, bagamana bentuk kerja
sama yang perlu dibuat bersama-sama dengan mereka, dan persoalan-persoalan lain yang patut diketahui oleh
orang-orang yang aktif dalam gerakan islam.
3.
Punya Spesialisasi Ilmu
Para da’i harus menyampaikan untuk
memantapkan spesialisasi ilmu yang berkaitan dengan urusan hidup manusia
seperti : ilmu kedokteran, teknik, pertanian, ekonomi, perusahaan dan lain-
lainnya.
Oleh karena itu bagi seorang kader
aqdah ia harus berusaha memperbaiki dan meningkatkan
spesialisasi ilmu yang dimilikinya secara professional agar dia mendapat tempat
dalam masyarakat dan dapat mengisi tempat-tempat kosong pada saat kita
membangun dan menegakkan daulah islamiyah.
MENJAGA SEMANGAT DAKWAH
Di antara hal-hal yang bisa digunakan di dalam menjaga
semangat berdakwah adalah :
1.
Memahami Keutamaan Dakwah
Mengetahui secara baik akan keutamaan da’wah di antara
aktivitas-aktivitas lainnya di sisi Allah swt, sebagaimana firman Allah swt :
وَمَنْ
اَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّنْ دَعَآ اِلَى اللّٰهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَّقَالَ
اِنَّنِيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْن
Artinya : “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang
menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya
aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (QS. Fushilat : 33)
Sabda
Rasulullah saw,
”Seandainya Allah memberikan hidayah
kepada seseorang melalui dirimu maka hal itu
lebih baik bagimu daripada onta
merah.”
(HR. Bukhori dan Muslim)
2. Memahami Kewajiban Hanyalah Menyampaikan
Menyadari bahwa Allah hanya
memerintahkan kepada kita untuk menyampaikan kepada
manusia dan tidak membebankan kita agar mereka semua
menerima da’wah kita karena urusan hati manusia beada di dalam genggaman Allah
swt, sebagaimana sabda,
“Sesungguhnya hati manusia berada di
antara dua jemari dari jari jemari Yang Maha Pengasih dan Dia-lah yang
membolak-balikkannya.”
(HR. Tirmidzi dan Ahmad)
اِنَّكَ لَا
تَهْدِيْ مَنْ اَحْبَبْتَ وَلٰكِنَّ اللّٰهَ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ ۚوَهُوَ
اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ
Artinya : “Sesungguhnya kamu
tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah
memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui
orang-orang yang mau menerima petunjuk.” (QS. Al Qoshosh : 56)
Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan setiap amal
da’awiy seseorang meskipun hanya sedikit dari manusia yang menerima dan menyambut
da’wahnya.
3. Berjamaah Dalam Berdakwah
Hendaklah di dalam menegakkan kewajiban berda’wah ini tidak sendirian akan tetapi berada di dalam suatu barisan atau jama’ah, bersama orang-orang yang berjuang menegakkan agama Allah di muka bumi ini sepanjang pagi dan petang, yang kehidupan mereka betul-betul diberikan untuk kejayaan islam dan kaum muslimin, orientasi perjuangannnya adalah kebahagian akherat bukan kenikmatan dunia yang sering kali menipu manusia.
Sabda Rasulullah
saw,
“Tangan Allah bersama jama’ah.” (HR. at Tirmidzi)
Dengan merekalah kita bisa berbagi perasaan suka dan duka di dalam lapangan da’wah yang menjadi bunga-bunganya yang kelak akan kita cium harumnya di surga Allah swt.
Wallahu
A’lam
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Penulis : PLT Ketua Umum LSO LSI Al Maidan Gen 23
Editor : Bidang Syiar LSO LSI Al Maidan Gen 23
Komentar
Posting Komentar