Edukasi #21 Iman, Islam, dan Ihsan
IMAN, ISLAM, DAN IHSAN
Tiga Istilah Satu Hakikat.
Umar bin Khattab Radhiyallahu Anhu berkata
Satu hari kami duduk bersama Rasulullah SAW; tiba-tiba muncul di hadapan kami seorang laki-laki berpakaian sangat putih dan berambut sangat hitam. Tak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan, tak seorangpun diantara kami yang tahu dari mana ia datang, dan tak seorang pun mengenalnya. Ia kemudian segera duduk di hadapan nabi dan menempelkan lututnya ke lutut nabi dan meletakkan tangannya di atas paha nabi. Lalu ia berkata, wahai Muhammad beritahu aku tentang Islam!' nabi menjawab, Islam adalah kamu bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah rasulnya, mendirikan salat, memberikan zakat, berpuasa pada bulan Ramadan, serta menunaikan haji ke baitullah jika kamu mampu melakukan perjalanannya. Laki-laki itu berkata engkau benar. Kami heran ia yang bertanya tetapi ia sendiri yang membenarkannya. Kemudian laki-laki itu bertanya lagi beritahu aku tentang Iman!' Nabi menjawab, kamu beriman kepada Allah, malaikatnya, kitab-kitabnya, rasulnya, hari akhir dan beriman kepada Qadar yang baik maupun yang buruk. Laki-laki itu berkata engkau benar. Lalu ia berkata lagi beritahu aku tentang Ihsan! Nabi menjawab, kamu menyembah Allah seolah-olah kamu melihatnya jika kamu tidak melihatnya sesungguhnya ia melihatmu...
Setelah percakapan selesai laki-laki itu pun segera pergi. Aku pun terdiam kata Umar, kemudian nabi bertanya kepadaku:
Wahai Umar tahukah engkau siapa yang bertanya tadi?
Aku menjawab Allah dan rasulnya lebih mengetahui, Beliau bersabda,”Dia adalah Jibril yang mengajarkan kalian tentang agama kalian.” [HR Muslim, no.8].
Islam, iman, dan ihsan adalah kata kunci dalam hadis tadi, dan agama yang dimaksudkan oleh Jibril itu adalah Islam jika kita melihatnya dari sudut perilaku lahir dan amal formal. ia adalah iman, jika kita melihatnya dari sudut keyakinan dan aqidah yang memotivasi lahirnya amal. ia adalah Ihsan, jika kita memandangnya dari sudut kesempurnaan pelaksanaan amal dan pencapaian tujuan ketika iman yang murni berpadu dengan amal sholeh.
Tiga hal yang tidaklah terpisahkan. Kalau ibarat sebuah pohon. Ada yang melihat batangnya yang menumbuhkan dan memikul dahan serta rantingnya. Ada yang memperhatikan kematangan buahnya dan kerindangan daunnya. Ada pula yang mencermati pertumbuhan dan kesuburannya demikianlah halnya hakikat agama Islam.
Iman yang benar harus membuahkan amal. Amal yang sholeh harus tertumbuh pada iman. Dan ihsan yang benar hanya muncul dari iman yang kokoh dan amal yang paripurna.
Mari kita bahas satu persatu terkait iman, islam, dan ihsan
1. Makna Iman sebenarnya
Iman adalah pengetahuan yang telah mencapai derajat keyakinan atau pengetahuan yang dibarengi dengan kepastian.
Kadar iman dalam jiwa setiap orang bertingkat-tingkat tergantung kadar pengetahuan dan keyakinan, yang jelas karena iman terdiri dari pengetahuan tentang Allah dan keyakinan tentang Allah maka pengetahuan ini terlebih dahulu harus benar percuma saja ada keyakinan bila ternyata pengetahuannya salah.
2. Apa arti Islam?
Islam diartikan penyerahan total dan tulus kepada Allah yang mewujudkan iman yang tersembunyi di lubuk hati dalam amal praktis yang nyata melalui raga.
Awal dari ajaran Islam adalah kesaksian bahwa "tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah."
3. Makna Ihsan
Konsekuensi logis ketika keimanan kita benar dan keislaman kita sempurna adalah munculnya ihsan.
Ihsan adalah "kamu menyembah Allah seolah-olah kamu melihatnya jika kamu tidak melihatnya maka sesungguhnya ia melihatmu"
Perasaan seperti melihat Allah ketika beramal merupakan motivasi untuk melakukannya dengan sebaik-baiknya dan sepenuh hati. Melihat Allah bukanlah menghayalkan sesuatu yang fiktif, melainkan merasa akan adanya wujud yang mengawasi.
Ungkapan kamu menyembah Allah seolah-olah kamu melihatnya, jika kamu tidak melihatnya maka sesungguhnya ia melihatmu tidaklah ditunjukkan hanya untuk orang yang sedang shalat atau berdzikir saja. Hadits ini ditunjukkan untuk orang yang sedang menjalankan semua perintah Allah dalam segenap urusan kehidupan karena lahan ihsan sangatlah luas jangkauannya.
Terakhir sebagai penutup dari tulisan ini saya ingin mengutip ayat Al-Qur'an surah Al- Dzariyat [16]: 15-19.
"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam taman-taman surga dan mata air, sambil mengambil apa yang diberikan kepada mereka oleh Allah. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat baik. Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam, dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun kepada Allah. Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang tidak meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian."
Barakallahu fiikum 🪷🪷
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Sumber : Buku "Segerakan Imanmu" Karya Muhammad Al-Ghazali. Penerjemah Dr. Abad Badruzzaman
Penulis : Ketum LSO LSI Al-Maidan Gen Al-Faruq
Editor : Bidang Syi'ar LSO LSI Al-Maidan Gen Al-Faruq
Komentar
Posting Komentar